Indonesia merupakan negara
yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Suku-suku bangsa tersebut bersatu dalam
satu wadah yaitu negara kesatuan Indonesia yang mempunyai motto Bhineka tunggal
ika. Macam-macam suku bangsa yang menghuni kawasan nusantara terdinta ini tidak
terhitung jumlahnya. Menurut hasil dari penelitian, di Indonesia terdapat
126 suku bangsa yang mendiami Indonesia dan memiliki budaya tradisional yang
menjadi ciri khasnya.
Secara umum, suku bangsa di Indonesia di golongkan kedalam
dua kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Sub- Ras Melayu.
Sub-ras melayu meliputi suku melayu tua ( Proto Melayu) dan
suku melayu baru muda (Detero Melayu). Suku melayu tua seperti suku-suku bangsa
yang terdapat di tapanuli dan suku toraja, suku Kubu Lubu, suku orang laut di
Riau. Sedangkan suku melayu baru muda seperti suku bangsa yang mendiami Sulawesi
Utara, Jawa, Minang, dll.
2. Kelompok Negrito (Polinesia dan Melanesia)
Yang termasuk kelompok suku bangsa negrito antara lain
adalah suku-suku bangsa yang mendiami Irian Jaya (Papua) seperti suku Dani,
Asmat, Fak-fak dan Arso.
Setiap suku bangsa yang ada di wilayah Indonesia ini
mendiami daerah-daerah tertentu yang menjadi tempat tinggal sekaligus pusat
perkembangan dan pertumbuhan suku. Nama sku sebagian besar diambil dari nama
daerah tempat tinggal mereka. Berikut ini adalah nama-nama suku bangsa dari
bermacam-macam suku bangsa yang ada di Indonesia.
Propinsi
|
Nama Suku Bangsa
|
Nangroe Aceh Darrusalam
|
Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame,
Simeleuw
|
Sumatera Utara
|
Batak (Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak
Angkola, Batak Toba, Batak Mandailing), Nias, Melayu
|
Sumatera Barat
|
Minangkabau, Mentawai, Melayu, Tanjung Kato, Panyali,
Caniago, Sikumbang, dan Gusci
|
Riau dan Riau kepulauan
|
Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sakai, dan
Laut, Bunoi, Siak, Sakai
|
Jambi
|
Melayu, Jambi, Kubu
|
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
|
Palembang, Semendo, lahat, Melayu, Pasemah, Kikim,
Ogan, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Penesek Gumay,
Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau
|
Bengkulu
|
Melayu, Rejang, Muko-muko, Pekal, Serawai, Pasemah,
Enggano, Kaur, Rejang, dan Lembak
|
Lampung
|
Lampung (Pesisir, Seputih, Tulang Bawang, Krui ,Abung,
dll), Semendo,
|
DKI Jakarta
|
Sunda, Betawi
|
Jawa Barat dan Banten
|
Sunda, Baduy, Banten
|
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
|
Jawa
|
Jawa Timur
|
Jawa, Madura, Tengger
|
Bali
|
Bali, Bali Aga
|
NTB
|
Bali, Sasak, Sumba, Mbojo, Samawa, Mata, Dongo, Kore,
Dompu, Tarlawi
|
NTT
|
Alor, Solor, Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan,
Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe,
Ende, Bajawa, Nage, Riung, Sawu dan Flores
|
Kal-Tim dan Kal-Teng
|
Melayu, Dayak
|
Kalimantan Selatan
|
Banjar, Dayak
|
Kalimantan Timur
|
Melayu, Dayak, Kutai
|
Sulawesi Selatan
|
Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makasar
|
Sulawesi Tengah
|
Toraja, Laina, Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili,
Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar
|
Sulawesi Utara dan Gorontalo
|
Minahasa, Bolaang Mangondow, Sangiher Talaud, Gorontalo,
Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, Obi dan Gorontalo
|
Sulawesi Tenggara
|
Mekongga, Tolaki, Buton, Muna
|
Maluku
|
Ambon, Ternate, Kei, Tanimbar
|
Papua
|
Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati
|
Papua Barat
|
Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentani
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar